Tingkat persaingan bisnis apotek di masa mendatang tentu akan semakin komplek. Berbagai perubahan yang terjadi menuntut pharmapreneur dan pebisnis apotek untuk lebih kreatif dalam mengemas bisnis dan pelayanannya. Satu kata kunci utama untuk mengolah kreativitas dalam bisnis apotek adalah memahami pengetahuan produk yang dijual kepada pasien. Staf apotek wajib menguasai pengetahuan produk, karena bisnis ini berurusan langsung dengan kualitas hidup pasien. Secara umum bisnis apotek masih dominan dalam penjualan obat, maka staf apotek sebagai eksekutor minimal harus menguasai pengetahuan produk obat.
Penguasaan yang baik terhadap pengetahuan produk obat bagi staf apotek tentu akan mampu memberikan visualisasi & rasionalisasi bagi pasien. Bukan hanya sekadar ”ngecap” yang basa-basi tanpa landasan yang bisa dipertanggung jawabkan. Berikut ini adalah beberapa hal yang semestinya dikuasai oleh setiap staf apotek :
NAMA OBAT
Kita sadar, beberapa nama obat memang sangat susah untuk dilafal dan hafalkan. Bagi kelompok DDR (Daya Dong Rendah, piss...), maka ia harus berusaha ekstra agar mampu melafal dan menghafalkan nama sebuah obat. Nama obat ini termasuk nama brand dan generiknya. Ini penting untuk diketahui, dikarenakan pasien secara umum langsung menyebutkan nama brand tanpa menyebutkan nama generiknya. Walaupun para staf apotek memiliki beberapa kitab sakti untuk mencontek, semisal ISO, IONI, MIMS, DOI, dan lain – lain, namun terkadang beberapa pasien keliru dalam melafalkan brand obat tertentu. Jika staf apotek tidak familiar dengan brand yang disebutkan pasien tersebut, maka proses pencarian di dalam kitab – kitabnya itu akan mengalami kesusahan ataupun lama untuk ditemukan. Manfaat lainnya, jika staf apotek familiar terhadap nama obat, tentu akan mempercepat pelayanan pasien, terlebih pada kondisi dengan antrean yang panjang. Jangan cemas, nama obat yang perlu dikuasai sebatas yang menjadi idola di lingkungan sekitar apotek saja.
ZAT AKTIF OBAT
Beberapa obat memiliki satu zat aktif saja dan beberapa yang lainnya memiliki zat aktif yang terkombinasi. Untuk sediaan yang terkombinasi, maka staf apotek harus mengetahui jenis kombinasi, kegunaan dan alasan kenapa dalam sediaan obat tersebut diformulasi secara kombinasi. Tentu pengetahuan produk terkait hal ini akan membantu pasien dalam efisiensi penggunaan obat. Hal ini juga mendukung kenyamanan pasien, karena melalui sediaan obat yang terkombinasi, pasien akan lebih sedikit dalam konsumsi obatnya. Dengan demikian pasien akan merasa lebih nyaman dan puas, baik terhadap obatnya maupun terhadap staf apotek.
DOSIS OBAT
Seiring berkembangnya ilmu kefarmasian dan teknologi, ternyata suatu obat yang memiliki satu nama generik terkadang memiliki beragam dosis yang berbeda dalam suatu sediaan tertentu. Industri farmasi dalam membuat perbedaan dosis tersebut tentu memiliki tujuan tertentu pula. Hal yang melatar belakangi kenapa industri farmasi membuat formulasi dosis yang berbeda inilah yang seharusnya dikuasai oleh staf apotek. Boleh jadi adanya beragam dosis obat terkait dengan segmen umur pasien yang disasar oleh industri farmasi untuk penggunaan obat tersebut, adanya sinergisme dengan senyawa obat lain dalam satu sediaan, adanya fungsi yang lain terkait obat tersebut, dan tentu masih banyak alasan lain lagi.
FUNGSI OBAT
Walaupun di etiket obat telah dijelaskan fungsi obat secara panjang lebar, tetap saja para staf apotek harus menguasai hal itu. Biasanya dalam etiket akan banyak dijumpai istiah – istilah asing di bidang kefarmasian dan medis. Bagi staf apoteker yang kurang memahami beberapa istilah medis / kefarmasian yang tertulis di etiket selayaknya bertanya kepada ahlinya tentang makna istilah – istilah tersebut. Untuk menguasai fungsi obat memang tidak semudah membaca etiketnya, diperlukan penguasaan ilmu kefarmasian & medis yang baik. Namun, untuk beberapa fungsi obat yang tergolong bisa dijual bebas harus dikuasai staf apotek, terutama staf yang non apoteker. Tak jarang pula suatu brand obat dengan satu macam zat aktif memiliki beragam fungsi. Hal yang demikian juga patut untuk dijadikan catatan bagi staf apotek.
CARA PAKAI
Adanya beragam jenis persediaan obat akan memerlukan teknik pemakaian yang berbeda pula. Staf apotek wajib mengetahui karakteristik cara pemakian setiap sediaan obat. Terkait hal ini, ada beberapa obat dalam bentuk sediaan padat (tablet, pil, kapsul, kaplet), cair (sirup, larutan), semi padat (cream, lotion, salep), powder, inhaler (hirup), suppositoria (lewat dubur), dan lain – lain. Macam – macam bentuk sediaan tersebut tentu memiliki cara pemakaian yang berbeda antara satu dengan yang lain. Penguasaan staf apotek terhadap cara pemakaian obat yang benar tentu akan memberikan nilai tambah pada pasien. Ketepatan cara pakai akan mendukung kecepatan obat tersebut bereaksi terhadap penyakit, yang berarti pula staf apotek membantu pasien agar segera lekas sembuh atau mengalami perbaikan. Kesalahan cara pakai tentu akan mengakibatkan obat menjadi tidak efektif, boros, kelebihan dosis, kurang dosis, dan lain – lain. Agar kesalahan yang demikian tidak terjadi pada pasien, maka staf apotek yang telah menguasai cara penggunaan obat wajib menjelaskan dan mempraktikkan langkah demi langkahnya kepada pasien.
TATA CARA PENYIMPANAN
Beberapa sediaan obat akan segera rusak bila tidak disimpan pada tempat dan cara yang tepat. Untuk itu, staf apotek juga perlu menguasai pengetahuan produk tentang cara penyimpanan obat yang benar. Hal ini bisa saja berhubungan dengan tata letak, suhu, perlakuan terhadap wadah obat, dan lain sebagainya.
EFEK YANG TIDAK DIKEHENDAKI
Beberapa obat akan menimbulkan gejala – gejala yang tidak dikehendaki pada pasien. Biasanya hal yang demikian bersifat individual, sehingga tidak bisa digeneralisir antara satu pasien dengan pasien yang lain . Hal – hal yang tidak dikehendaki tersebut dapat berupa efek samping obat maupun gejala alergi terhadap obat tertentu. Terhadap beberapa obat yang sering menimbulkan gejala seperti ini, para staf apotek perlu untuk menguasai pengetahuan produknya. Kepentingannya adalah staf apotek akan mampu menelaah bila pasien ada yang mengeluhkan gejala demikian.
Penguasaan pengetahuan produk bagi setiap staf apotek tersebut muara akhirnya adalah kepuasan pelanggan / pasien. Kepuasan yang demikian dapat dicapai pasien berkat kontribusi staf apotek, dimana melalui saran dan jasanya itulah pasien akan mendapatkan, menggunakan dan memperlakukan obat secara benar. Titik akhir dari proses ini adalah upaya kesembuhan maupun perbaikan derajat kesehatan pasien.