Sabtu, 30 Oktober 2010

BISNIS APOTEK HARUS SEGESIT BUS KOTA

Bisnis apotek harus segesit bus kota. Judul ini sengaja diangkat berkat inspirasi saat perjalanan dari Rawamangun hingga Bekasi. Macet, itulah kondisi jalanan ibukota. Semua saling berebut, semua ingin cepat sampai di rumah, untuk itulah mereka bagai pasukan perang yg siap tempur saat lampu lalu lintas menyala hijau. Ditengah semrawutnya Jakarta yang seperti itu, terlihat sebuah bus kota warna putih dengan gagah berani menyelip diantara kendaraan lainnya. Bus itu terlihat gesit, sang sopir nampak sangat ahli dalam mengolah gas, rem, kopling dan stir.
Sesaat kemudian, teringat pula komentar seorang rekan yang saat ini tinggal di Sumatra. Ia berkata : "Males ah bisnis apotek...mending mo buka resto !, Bisnis apotek sekarang lagi seret". Komentar rekan ini sebenarnya bagaikan ilustrasi jalanan padet antara Rawamangun hingga Bekasi. Yang terjadi pada dunia bisnis apotek adalah kondisi "padet", bukan "seret". Jika toh ingin buka resto, sebenarnya juga cuma berganti jalur saja. Dan di jalur bisnis resto-pun, traffic-nya juga tidak kalah padet-nya dibanding jalur bisnis apotek. Jadi pada kondisi ini, langkah yang perlu dilakukan adalah mengolah skill, layaknya sang sopir bus tadi. Kapan gas harus digencet sekencang- kencangnya, agar laju bus semakin cepat, saat seperti apakah gigi kopling harus ditambah agar laju bus semakin ringan, dan kapankah stir harus diputar agar pada kondisi macet bus dapat beralih lajur dan tetap eksis berjalan disaat yang lain terjebak kemacetan. Seperti inilah skill bisnis yang seharusnya dibangun bagi siapapun yang ingin terjun di dunia bisnis apotek. Jangan sampai para pebisnis apotek mengeluh disaat kondisi memang macet, keluhan tidak akan menyelesaikan masalah, namun segera putar stir anda untuk menghindarinya.
Sebenarnya, hanya dibutuhkan 3 macam skill dasar untuk menguasai jalur bisnis apotek. Skill yang berhubungan dengan manajerial (menegement knowledge), penjualan dan pemasaran (sales & marketing knowledge), dan yang terakhir pengetahuan farmakoterapi produk yang dijual (pharmacotherapy knowledge). Dashbord untuk mengetahui sejauh mana bisnis apotek melaju, merupakan aplikasi dari management knowledge. Sedangkan sales & marketing knowledge merupakan pedal gas untuk memacu agar laju bisnis apotek kencang dan terkendali pada track jalurnya. Dan yang terakhir, pharmacotherapy knowledge merupakan alat untuk memantapkan anda dalam menjalankan bisnis apotek tetap berada pada jalur yang benar, karena kesalahan jalur dalam pemberian obat maupun produk lain akan berakibat fatal (bisa - bisa kena tilang dari POM & Dinas Kesehatan hehehe...). Saatnya sekarang melihat "sopir" dalam bisnis apotek yang dijalankan, sudahkah siap melaju di jalur kemacetan ?

2 komentar:

  1. Buat temen sejawat Apoteker buat pharmacotherapi knowledge mungkin dah makanannya yg biasa dilahap sejak kuliah ampe PKL n pengalaman kerja..benar kita ga bisa berhenti tuk berinovasi,tak iyeh..but emang hrs ada kemauan dulu tuk belajar management knowledge ataupun sales& marketing..ga semua sejawat Apoteker ataupun pembisnis yg bukan Apoteker punya kemauan tuk belajar hal tsb,so mungkin perlu ada tajuk yg simple buat membantu tmen2 yg terjun dlm bisnis Apotek khususnya yg secara ga langsung bisa dpt ilmu tsb dg mudah..ga harus baca buku2nya jg,cz tidak semua orang jg suka baca buku,tak iyeh..

    BalasHapus
  2. Mbak Rahmadanik, terima kasih telah memberikan saran yang bermanfaat untuk pembaca sekalian. Benar, bahwa yang kekal di dunia ini hanyalah 1 : PERUBAHAN. Dan untuk berubah perlu inovasi...(Power Rangers aja bisa sakti klo berubah, ya kan..hehehe). Semoga kehadiran tulisan - tulisan yang ada di "warung" ini menginspirasi pelanggan semua untuk memantikkan percikan inovasi...Selamat mengikuti tulisan - tulisan selanjutnya ! Salam Pharmapreneursip.

    BalasHapus