Rabu, 10 November 2010

High Risk, High Return !


Wuah...beberapa hari ini terasa sibuk. Bukan dalam rangka menyambut Presiden Amerika Serikat asal Menteng, Jakarta, Om Bama (Om Barack Obama) menemani makan The Satay, The Nasi Goreng, and The Back So (bakso maksudnya, hehehe..), tapi bikin mapping buat sales force. Akhir tahun gitu loh...So, warung http://bisnisapotek.blogspot.com/ belum sempat bikin menu istimewa lagi. Nah..sekarang menu yang ditawarkan adalah "High Risk, High Return". Ini adalah ungkapan yang pas untuk bisnis apotek. Lah koq ? Simak aja sajiannya, lengkap tersaji dengan manis untuk para blogger sekalian...Sajian ini sekaligus memenuhi request seorang rekan nan jauh di seberang pulau, untukmu "Bob" si ramah di kota empek - empek, Palembang...

Benar...bisnis apotek bukanlah bisnis instan, yang artinya bakal menuai return yang cepat layaknya bisnis retail. Bisnis apotek merupakan bisnis unik, karena menggabungkan pengetahuan khusus, ilmu obat / farmasi dengan bisnis. Artinya, belum tentu orang yang mengetahui pengetahuan bisnis akan sukses membuat apotek, dan belum tentu juga orang yang mengerti obat, sepenuhnya akan sukses mengelola apotek. Diperlukan fix combiantion diantara keduanya. Lantas bagaimana cara memulai bisnis yang high risk ini ?

Langkah - langkah berikut bisa dijadikan referensi untuk memulai bisnis apotek :

1. Human, as worker knowledge.
Faktor yang paling utama adalah ini, sumber daya manusia yang berpengetahuan. Yah..tidak sekadar hanya asal rekrut, namun harus benar - benar penyuka, ahli untuk menangani obat dan bisnis. Bukan yang hanya siap dipakai sebagai legalitas belaka, namun yang harus siap mencurahkan segenap pengetahuannya untuk mengembangkan bisnis apotek. Carilah yang benar - benar siap mandiri, bukan yang hanya siap untuk terima gaji. Tentu akan ada investasi pada faktor ini, namun jika memang well prospective, why not gitu loh...?. Tentu prinsip yang dipakai adalah : "Pay for performance, not only pay for person".

2. Working Capital
Kalau bicara soal modal, banyak sumber yang bisa ditangkap oleh calon pebisnis apotek. Sebut saja : mertua (halah..!), personal, rekanan, kelompok, bank, maupun dari keluarga. Akar masalah sebenarnya bukan bersumber pada modalnya, namun kemandirian untuk memulai menjadi pharmapreneurship-lah yang kelihatannya masih prematur. Jika tingkat percaya diri dalam mengelola bisnis apotek rendah, secara otomatis akan berpengaruh pula terhadap tingkat kepercayaan orang lain dalam menginvestasikan uangnya dalam bisnis apotek tersebut. Bukankah prinsip bisnis adalah memindahkan uang dari kantong konsumen ke kantong bisnis yang dijalankan ? Silahkan ditakar kadar kepercayaan diri untuk memulai proses pemindahan uang tersebut. Untuk hal ini, telah diciptakan banyak alat penakarnya, semisal : BEP, ROI, EVA, TOR, ROA, dll.

3. Geographyc
Letak dalam hal ini tentu diartikan kemudahan untuk diakses oleh customer / pasien. Ini bisa saja berupa letak, home care, layanan calling, counselling, tempat parkir, dll. Business support juga perlu dipikirkan, maksudnya adalah komponen yang akan mendukung bisnis apotek, diantaranya adalah jarak antar apotek dengan supplier, potensi dokter, layanan rumah sakit, puskesmas, bidan, fitness centre, klinik, apotek rekanan, dsb. Selain itu, tingkat kompetisi juga perlu dijadikan renungan tersendiri. Hal ini terkait dengan besaran market share yang akan direngkuh.

4. Demographyc
Pengertian demografis ini menyangkut masyarakat / penduduk yang bermukim di daerah seputar bisnis apotek tersebut. Bisa juga dimaknai mobilitas orang - orang yang lalu-lalang di seputar apotek. Perlu dibuat mapping, semisal : usia, gender, etnis, tingkat pendapatan, tingkat kepadatan penduduk, dan tingkat kepadatan lalu lintas. Hasil ketepatan demographic business mapping ini akan menentukan Segmented, Targetting, Pricing (STP) yang layak untuk customer / pasien.

5. Psychographic
Hal - hal yang termasuk dalam komponen ini meliputi kemampuan dalam menangani personality (karakter) customer / pasien, perilaku yang akan diciptakan dalam pelayanan bisnis apotek, gaya hidup, social tendencies. Jadi ingat Sam Walton, (itu sobat saya loh..hehe..) dia bilang begini : "There'is only one boss : the customer. And he or she can fire everybody in the company, from chairman down on, simply by spending his money somewhere else". Betul...hanya ada satu atasan yang hakiki, yakni cutomer. Dia akan memecat siapapun diperusahaan, hanya dengan membelanjakan uangnya di tempat lain.

6. Market
"If something can't be measure, so something can't be evaluated". Tepat sekali ungkapan tersebut, jika sesuatu tidak bisa diukur, maka hal tersebut juga tidak akan bisa dievaluasi. Pun tentang potensi market yang menjadi target bisnis apotek yang dijalankan. Apa saja yang perlu diukur ? Beberapa hal berikut layak untuk dikaji, yakni : tren, sosial (urban, rural, metro), hobi, need & requierements.


7. Government Role
Peraturan perundangan yang berlaku perlu dikaji secara seksama. Hal ini mengingat bahwa bisnis apotek berbeda dengan bisnis non obat. Tata cara dan perijinan serta aturan legal yang berlaku untuk menjalankan bisnis ini perlu diketahui dan dicermati. Hal ini penting, mengingat bisnis apotek bukan bisnis yang secara sembarangan hanya bersifat transaksional belaka. Kesalahan yang terjadi akan mengandung konsekuensi hukum.


Potensi bisnis apotek ini sangat menjanjikan, karena jika dilihat secara seksama tren penggunaan obat akan senantiasa meningkat. Hal ini tentu didukung oleh kesadaran masyarakat yang semakin peduli dengan kesehatan. Bukan hanya pada pangsa pasar obat - obat resep belaka, namun juga terjadi peningkatan pada tren pasar obat bebas, karena masyarakat juga telah sadar bahwa lebih baik menjaga daripada mengobati.


Namun demikian, beberapa hal juga perlu diwaspadai, mengingat pertumbuhan bisnis apotek (bila dilihat Above The Line-nya) ternyata tidak sebanding dengan pertumbuhan market share-nya.

 Namun tentu hal ini tidak perlu dirisaukan, bukankah bisnis yang high risk akan senantiasa high return ?


3 komentar:

  1. well done! i love this article...

    dewi mas tina
    malaysia

    BalasHapus
  2. dear : dewi mas tina,

    thanks for your praise for article "High Risk, High Return". We hope BISNIS APOTEK pleasing in your heart. Safely enjoy on our offerings.

    greeting,

    I'm pharmapreneur

    BalasHapus
  3. Izin ngeprint kang, hatur nuhun :)

    BalasHapus